“Dulu sering di-bully karena saya adalah pebalap sepeda karbitan yang bisa mengikuti level senior, padahal usia masih junior. Saya anggap hinaan dari mereka sebagai acuan saya untuk terus menang pada saat itu,” ucap peraih medali perak SEA Games 2011 Indonesia itu.
Usaha tak membohongi hasil. Prestasi yang terus digapai Projo di level nasional, membuat ia direkrut oleh klub kontinental asal Laos, CCN.
Ia mengaku banyak perbedaan antara tim sepeda di Indonesia dengan luar negeri. Tim yang dibelanya telah mengatur jadwal kompetisi untuk satu musim.
Sementara itu, saat bersama klub lokal, Projo menyebut kompetisi antar klub di Indonesia belum sebanyak di luar negeri.
“Kalau di luar negeri itu disiplin dan memiliki tanggung jawab untuk mengikuti turnamen di dalam negeri maupun luar negeri. Kalau tim lokal ya susah, kecuali timnya berstatus kontinental,” ucap pria berusia 30 tahun itu.
Membela klub CCN selama tiga tahun membuat dirinya turut dipanggil tim nasional (timnas) sepeda dan beberapa kali mengikuti kejuaraan multi-event yakni SEA Games pada 2007 (Thailand), 2009 (Myanmar), 2011 (Indonesia).
“Saya bersyukur selalu dipercaya membela timnas sepeda. Meski sekarang saya belum dipanggil kembali untuk memperkuat Asian Games 2018, saya ingin terus membuktikan diri dengan prestasi yang saya buat,” tutur Projo.
Projo kini memang tak lagi berstatus sebagai bagian timnas sepeda. Akan tetapi, berbekal prestasi yang terus menanjak dan kematangan diri saat menjadi pemimpin di trek, bukan tak mungkin Projo bisa kembali memperkuat timnas.
“Projo adalah pebalap sepeda yang bisa membawa junior-juniornya dengan sangat baik. Ia bisa menerapkan pengalaman dan menerjemahkan strategi pelatih dan disampaikan kepada pebalap timnas dengan sangat baik,” ujar Manajer Timnas Balap Sepeda, Budi Saputra.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Tabloid BOLA edisi 2851 |
Komentar