Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

5 Alasan Romelu Lukaku Sempurna buat Manchester United

By Beri Bagja - Minggu, 9 Juli 2017 | 22:32 WIB
Aksi selebrasi penyerang Belgia, Romelu Lukaku, selepas menjebol gawang Estonia dalam partai Kualifikasi Piala Dunia 2018 di King Baudoin Stadium, Brussels, 13 November 2016.
EMMANUEL DUNAND / AFP
Aksi selebrasi penyerang Belgia, Romelu Lukaku, selepas menjebol gawang Estonia dalam partai Kualifikasi Piala Dunia 2018 di King Baudoin Stadium, Brussels, 13 November 2016.

Romelu Lukaku (24) mengakui kepindahannya dari Everton ke Manchester United adalah kesempatan yang sempurna. Apa yang membuat transfer striker Belgia itu bakal ideal bagi Man United? Berikut lima alasan di antaranya.

1. Jaminan gol


Striker Everton, Romelu Lukaku (tengah), melepaskan tendangan ke gawang Manchester United dalam laga Premier League di Stadion Old Trafford, Manchester, Inggris, pada 4 April 2017.(SHAUN BOTTERILL/GETTY IMAGES)

Parameter termudah bagi Manchester United berani mengucurkan dana 75 juta pounds buat mengangkut Romelu Lukaku ke Old Trafford ialah jaminan gol.

Setidaknya, hal itu diperlihatkan sang bomber pada lima musim terakhir. Lukaku tak pernah absen bikin dua digit gol di Premier League untuk West Bromwich dan Everton.

Total, dia menggelontor 85 gol dalam kurun waktu tersebut. Jumlah itu menjadikannya pencetak gol terbanyak kedua di EPL sejak 2012-2013, hanya kalah dari Sergio Aguero (99 gol).

Perinciannya, sebanyak 68 gol dia cetak bersama Everton dan sisa 17 gol saat berseragam West Bromwich.

Lukaku 'lulus' dari Everton dengan predikat raja gol sepanjang masa The Toffees pada era Premier League atau sejak 1992.

2. Bentuk upgrade Ibrahimovic


Penyerang Everton, Romelu Lukaku (kiri), merayakan gol yang dia cetak ke gawang Leicester City dalam laga Premier League di Stadion Goodison Park, Liverpool, Inggris, pada 9 April 2017.(MICHAEL STEELE/GETTY IMAGES)

Mendatangkan Romelu Lukaku bisa diibaratkan bentuk program upgrade Manchester United setelah melepas Zlatan Ibrahimovic (35).

Dua bomber beda generasi itu sama-sama punya naluri gol tinggi, tetapi berbeda secara teknis. Kelebihan pertama Lukaku dari Ibrahimovic adalah periode bentangan karier yang masih panjang.

Usianya masih 24, selisih lebih muda 11 tahun dari Ibra. Soal torehan gol, rasio milik mereka musim lalu tipis saja berbeda.

Untuk Everton, Lukaku mencetak 25 gol dari 37 partai liga (0,67 gol per laga), sedangkan Ibrahimovic 17 gol dari 28 gim (0,6).

Ibra unggul dari segi akurasi operan (73,6%) atas Lukaku (65,5%). Striker raksasa asal Swedia itu memimpin pula dalam hal komparasi rataan jarak jelajah (8,78 kilometer) dan jumlah sprint (52,1 kali) per 90 menit.

Baca Juga:

Catatan Lukaku adalah 8,69 kilometer jarak tempuh dan 45,2 kali sprint. Akan tetapi, rapor tersebut bisa dipengaruhi oleh perbedaan gaya bermain klub masing-masing.

Bersama Man United, Lukaku diyakini dapat menyuntikkan keunggulan yang tak dimiliki skuat ketika diperkuat Ibra, yakni mengasah skema serangan balik lebih garang.

Dengan bekal stamina lebih segar dan prima secara usia, Lukaku bisa memberikan kecepatan di lini depan Setan Merah.

Secara fisik, Lukaku juga cuma berbeda lima sentimeter (190 cm) dibandingkan Ibra (195), sehingga tetap ideal sebagai target man bola-bola udara.

"Saya pikir Man United tidak bisa menerapkan serangan balik karena umur Zlatan dan fakta bahwa kakinya mulai sedikit melambat. Sekarang, mereka bisa memiliki striker yang sangat, sangat cepat untuk melakukan serangan balik," ujar legenda Setan Merah, Phil Neville, kepada BBC.

3. Mourinho banget

Kepindahan Lukaku ke Manchester United berarti reuni antara dirinya dengan pelatih Jose Mourinho. Secara teknis, Lukaku adalah tipe penyerang yang dibutuhkan Mourinho guna melengkapi kepingan timnya.

Sang manajer kerap memiliki penyerang tengah kekar dengan kekuatan fisik, kecepatan, agresivitas, dan bisa diandalkan mencetak gol melalui berbagai cara.

Striker bertipe nomor 9 itu menjadi elemen krusial tim juara terdahulu Mourinho. Dia punya Benni McCarthy di FC Porto, Didier Drogba dan Diego Costa di Chelsea, atau Diego Milito di Inter Milan.

Pun dengan Ibrahimovic, yang instan menjadi idola semusim di Man United. Lukaku punya karakteristik tersebut.

Musim lalu di liga, striker kelahiran 13 Mei 1993 itu mencetak 25 gol yang tersebar dari kaki kanan (7), kaki kiri (12), serta kepala (6). Intinya, Lukaku bisa dibilang striker tipe 'Mourinho banget'.

4. Pogba, Miki, Mata


Gelandang Manchester United, Paul Pogba (kiri), berbicara dengan striker Everton, Romelu Lukaku, seusai laga Premier League di Stadion Old Trafford, Manchester, Inggris, pada 4 April 2017.(OLI SCARFF/AFP)

Lukaku mampu melesakkan rekor pribadi 25 gol semusim lalu di Everton. Dengan sokongan Ross Barkley cs saja, dia bisa menembus barier 20 gol.

Bagaimana jika Lukaku disokong gelandang sekelas Paul Pogba, Henrikh Mkhitaryan, atau Juan Mata?

Potensi gelontoran pasokan pemain kreatif level top di lini kedua Man United bisa memuluskan aliran gol Lukaku.

Khusus Pogba, sang pemain termahal di dunia itu melepaskan 4 assist dari 30 partai liga musim lalu.

Dengan target lebih dinamis seperti Lukaku, nantikan Pogba menunjukkan kemampuan lagi sebagai pemasok andal bagi rekan barunya tersebut.

5. Ambisi pribadi


Penyerang Everton, Romelu Lukaku, merayakan gol yang dia cetak ke gawang Sunderland dalam pertandingan Premier League di Stadium of Light, Sunderland, Inggris, 12 September 2016.(SCOTT HEPPELL/AFP)

Bukankah Mourinho adalah sosok yang 'membuang' Lukaku ke Everton pada masa kepelatihannya di Chelsea empat tahun silam?

Benar, tetapi anggaplah si bos melakukannya sebagai bentuk cara menyekolahkan Lukaku agar lebih dewasa dan matang.

Dia pun kembali ke dekapan Mou bukan lagi sebagai pemuda yang susah diatur, tetapi jadi mesin gol mengerikan buat musuh.

Keputusan hijrah ke Man United juga dilandasi ambisi Lukaku menggapai prestasi. Rekor raja gol Everton sudah diamankan. Status Pemain Terbaik Everton 2016-2017 juga menjadi miliknya.

Pun predikat top scorer Liga Europa 2014-2015. Namun, Lukaku tak mengangkat trofi apa pun di level tim selama empat tahun bareng Everton.

Menurutnya, klub besar seperti Man United bisa menjadi muara ambisi yang lebih tepat untuk menyalurkan hasrat meraih gelar.

"Saya sudah 24 tahun dan tak pernah mendapatkan trofi besar. Saya sangat ingin memenangi sesuatu dan menjadi bagian tim yang meraih gelar," katanya soal alasan memilih Man United.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Beri Bagja
Sumber : -


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X