Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Revolusi China di Milan, Spalletti Alamat Tak Bertahan Lama di Inter

By Jumat, 23 Juni 2017 | 14:59 WIB
Pelatih AS Roma, Luciano Spalletti, mendampingi anak-anak asuhnya dalam laga Serie A kontra Sampdoria di Stadion Luigi Ferraris, Genoa, Italia, 29 Januari 2017.
MARCO BERTORELLO/AFP
Pelatih AS Roma, Luciano Spalletti, mendampingi anak-anak asuhnya dalam laga Serie A kontra Sampdoria di Stadion Luigi Ferraris, Genoa, Italia, 29 Januari 2017.

Bila patokannya adalah rekam jejak, Spalletti tentu dapat dikatakan sebagai pelatih bagus sehingga menjadi pilihan logis buat Inter.

Kedatangan keduanya ke Olimpico pada Januari 2016 menghasilkan hasil yang lebih mengesankan daripada kehadiran pertama, yang berlangsung selama empat musim lebih sedikit.


Luciano Spalletti saat masih menangani Zenith St Petersburg menghadapi Spartak Moscow dalam lanjutan Liga Rusia 2013 di Lokomotiv Stadium, Moscow, Rusia, pada 10 November 2013.(EPSILON/GETTY IMAGES)

Tanda nyatanya adalah kenaikan persentase kemenangan I Lupi sampai lebih dari 12 persen. Hanya, Spalletti bisa memberikan dua Coppa Italia (2007 dan 2008), tapi gagal memberikan trofi pada kehadiran keduanya.

Di antara kedua keberadaannya di Olimpico, Spalletti juga mencatat prestasi di Zenit St Petersburg.

Selama hampir empat tahun di klub Rusia itu, pelatih berusia 58 tahun ini memberikan dua gelar Liga Premier Rusia dan sebuah Piala Rusia buat Zenit.

Pelatih dengan pilihan permainan menyerang kerap tersandung di Inter. Apalagi, laiknya kubu Italia, pertahanan merasuk ke dalam tubuh klub.

Namun, Spalletti mendapat tugas tak ringan di Inter. Ia mesti segera memberikan hasil bagus buat Si Hitam-Biru. Untuk dapat melakukannya, Spalletti mesti bisa mengangkat permainan tim, yang hanya finis di peringkat ketujuh musim lalu itu.

Masalah terbesar yang menanti Spalletti adalah mencocokkan keinginannya dengan kemampuan Inter. Alasannya bisa diperdebatkan.

Baca Juga:

Seperti kebanyakan klub, La Beneamata memiliki kecenderungan permainan tertentu. Karena tendensi itu, tak semua pelatih bisa secara mudah menangani Inter.

Pelatih dengan pilihan permainan menyerang kerap tersandung di Inter. Apalagi, laiknya kubu Italia, pertahanan merasuk ke dalam tubuh klub.

Frank de Boer gagal menjadikan Nerazzurri menyerang seperti Ajax yang menguasai Eredivisie di bawah penanganannya.

Separuh dari 14 laga Inter bersama eks bek-gelandang Belanda itu berakhir dengan kekalahan. Inter hanya menang lima kali bersama De Boer.


Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X