Tapi, cukup di situ keunggulan Hariono. Catatan tekelnya memang mencapai angka 13. Hanya, jumlah tersebut tidaklah lebih baik dibanding Dedi (16).
Demikian juga dalam beberapa elemen statistik lain, selalu ada gelandang bertahan lain yang lebih baik dibanding Hariono.
Peta zone map juga memperlihatkan betapa sentuhan bola Hariono mayoritas terjadi di wilayah tengah lapangan (lihat grafi s zone map).
Inilah yang membedakan gelandang mungil itu dengan Dedi, Maitimo, sampai Essien, yang tak jarang merangsek hingga daerah pertahanan lawan.
Sebanyak 87 dari total 107 (81,3%) operan Hariono memang tepat sasaran. Tapi, bisa jadi hal ini karena Hariono melakukan operan horisontal yang lebih aman atau malah ke belakang.
Itu pula yang membuatnya, tidak seperti gelandang bertahan Persib lain, belum pernah menciptakan peluang bagi tim di Liga 1.
Bandingkan dengan Dedi yang sudah menciptakan tiga peluang. Hariono mungkin melakukan tugas defensifnya dengan baik.
Tapi, sepertinya Djanur saat ini membutuhkan gelandang bertahan yang juga terampil di sektor ofensif. Itu sebabnya sang pelatih tetap membuka kemungkinan kembalinya Hariono ke starting XI, tentu jika memang sudah saatnya.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar