Baca juga: Siapa Saja Marquee Player untuk Liga 1 Musim 2017?
Bahkan, Persib mengikat dua marquee player sekaligus, Michael Essien dan Carlton Cole.
Untuk gaji Essien saja, klub berjulukan Maung Bandung mengucurkan dana antara Rp 8,5 miliar sampai Rp 10 miliar per tahun. Cole dan 14 pemain mewah lainnya diprediksi menerima bayaran lebih rendah daripada Essien.
Sebagai perbandingan, rekor gaji tertinggi sebelum ada kebijakan marquee player "cuma" mencapai Rp 2,5 miliar per tahun.
Baca juga: Menanti Pembuktian Nama Tengah Essien di Persib Bandung
Dengan pemain mewah bergaji selangit, klub Liga 1 tentu tidak rela sekadar berkutat di papan tengah, apalagi terbenam di zona merah.
Nahkoda pun menjadi korban ketika hasil tidak sesuai harapan, meskipun jumlah pertandingan masih bisa dihitung dengan satu tangan.
Risiko itu memang tidak terhindarkan. Bahkan, tidak sedikit pelatih pula yang melihat pemecatan sebagai konsekuensi lumrah, contohnya Rahmad Darmawan (RD) yang kini berkarier di Malaysia.
Berdasarkan pengalamannya bersama T-Team FC, RD menilai bahwa gelombang pemecatan juga menjadi sesuatu yang jamak di kompetisi sepak bola Negeri Jiran.
Saat Jacksen F Tiago didepak Penang FA pertengahan tahun lalu, dia juga sempat mengatakan, "Itulah dinamika pelatih klub sepak bola, menggelinding sesuai keinginan yang mau menendang."
Dinamika serupa kini tengah terjadi di Tanah Air RD.
Baca juga: Ibu yang Menyeka Keringat dan "Bisikan" Ayah di Balik Wasit Terbaik
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | - |
Komentar