Pada saat yang sama ia juga masuk susunan tim Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kota Surabaya. Setelah itu ia berlabuh di Persebaya U-21.
Baca Juga:
- Pemain Muda Arema FC Melihat Harapan dan Trauma di Regulasi U-23
- 12 Pemain Top yang Mungkin Tergiur Harumnya Duit Yuan
- Dias Angga Ungkap Efek Kedatangan Irfan Bachdim
Namun sayang, benih konflik dualisme di tubuh Persebaya mulai muncul yang membuat Fandi akhirnya memilih hengkang dari klub yang membesarkan ayahnya ini. Ia bergabung ke Persela.
Di tim berjulukan Laskar Joko Tingkir inilah nama Fandi mulai berkibar. Dia menyabet penghargaan Pemain Terbaik ISL U-21 2011. Fandi lantas ditarik untuk menjadi penggawa Persela di level senior.
Debut di Persela adalah awal perjalanan kariernya sebagai pemain profesional.
Fandi bahkan sempat mendapatkan panggilan timnas Indonesia U-23 saat masih di Persebaya pada 2012 serta mentas bersama tim Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Timur di tahun yang sama.
Suasana Baru
Tiga musim membela klub Surabaya (Persebaya dan Bhayangkara FC) membuat Fandi merasa butuh suasana baru sehingga memilih hengkang dan menerima pinangan Madura United. Dia juga berkeinginan memburu gelar juara Liga Super Indonesia (LSI) 2017.
“Tak ada masalah di Bhayangkara FC. Saya cuma ingin suasana baru. Tentu saja juga ingin meraih gelar juara bersama Madura United,” ucapnya.
Selain itu, di Madura United juga banyak pemain senior yang membuatnya lebih yakin untuk bergabung. Keberadaan dua gelandang Madura United, Slamet Nur Cahyo dan Asep, eks rekan setimnya dulu di Persebaya, bak cambuk pribadi buat Fandi.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar