Dia sama sekali tidak menganggap kedua nama itu sebagai pesaing. “Justru keberadaan Slamet dan Asep bisa membantu saya lebih cepat beradaptasi," ujarnya.
Kehidupan mapan dari pesepak bola juga patut disyukuri Fandi. Ini berarti keputusannya mengubur mimpi menjadi arsitek beberapa tahun lalu terbukti tidak sia-sia.
“Dulu misalnya gagal jadi pesepak bola profesional, mungkin sekarang saya bertitel arsitek. Menurut saya arsitek itu seni, sama seperti bermain sepak bola,” ujar Fandi disertai senyum.
[video]http://video.kompas.com/e/5280320737001_v1_pjuara[/video]
Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik
channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar