Meski memiliki kualitas eksepsional, Iniesta tetap hanya satu dari 11 personel yang merumput atas nama Barca. Hanya satu baut dari sebuah roda penggerak. Tanpanya, roda akan berputar kurang sempurna. Dengannya pun, roda masih bisa tak berjalan mulus apabila elemen lain tak ikut mendukung.
Well, inilah yang mungkin menjadi salah satu problema, jika bukan yang utama, Barca di musim ini. Bahkan juga di dua musim awal Enrique.
Walaupun sukses menjuarai tujuh trofi, roda Azulgrana tak pernah berjalan semulus sebelumnya. Gaya direct yang diterapkan El Lucho telah mengeksploitasi kelemahan Sergio Busquets.
Dengan kalimat yang lebih santun, perubahan gaya guna mengoptimalkan peran trio MSN justru memakan Busquets sebagai korban.
Kontribusi Busi, julukan sang gelandang timnas La Furia Roja ini, menjadi kurang optimal karena para bek dan dua rekannya di tengah mulai melepas umpanumpan jauh langsung ke arah MSN.
Padahal, layaknya Iniesta, kisah sukses Barca dan Spanyol juga sarat sumbangsih Busquets. Baik dalam membangun serangan maupun di saat muncul transisi dari menyerang ke bertahan.
Busquets adalah sosok yang biasa memulai segalanya dari bawah, dan menjadi penyaring utama ketika datang gelombang serangan lawan.
Mari kita lihat statistik operan Busquets di laga kontra Sociedad. Alih-alih menjadi pemimpin di wilayah spesialisasinya tersebut, Busquets hanya melepas 51 operan.
Ia terpaut hampir setengahnya dari total 100 operan yang dikirim Esteban Granero, gelandang tuan rumah.
Angka ini terlihat miris karena jomplang dengan rataan operan per partai yang biasa diukirnya selama ini.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.720 |
Komentar