Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

5 Hal yang Saya Pelajari Sebagai Pelari Pemula

By Firzie A. Idris - Rabu, 26 Oktober 2016 | 05:04 WIB
Foto bersama dengan pacer NRC, Jeremy Tobing, dan para influencer Nike seusai pagelaran Jakarta Marathon 2016, Minggu (23/10/2016).
ZENO INDONESIA
Foto bersama dengan pacer NRC, Jeremy Tobing, dan para influencer Nike seusai pagelaran Jakarta Marathon 2016, Minggu (23/10/2016).

3. Old habits die hard

Saya membawa satu kebiasaan dari hobi bermain futsal dan sepak bola ke olahraga lari: pergerakan stop start.

Hampir semua pelari yang terlihat benar pelari bergerak secara konstan sepanjang rute, mempertahankan kecepatan untuk beberapa ratus meter sebelum berjalan pelan (interval). Mungkin itu cara berlari terbaik.

Akan tetapi, saya tak bisa melakukan itu. Pola lari saya selalu cepat (cenderung sprint) laluberjalan selama beberapa ratus meter. Tampaknya, saya harus lebih memerhatikan ajaran di NRC ha... ha... ha...

4. Statistik adalah segalanya

Semua yang pernah membaca tulisan saya pasti tahu betapa besar saya suka statistik. Angka-angka menghapus anggapan mengambang seperti: “permainan dia cukup bagus”, “ia kurang bagus di duel udara”, atau “pergerakannya tidak maksimal”.

Ambil contoh deh. Di Premier League, berkat statistik, kita tahu bahwa Phil Jagielka (Everton) adalah bek yang lebih bagus di udara ketimbang Laurent Koscielny (Arsenal).

Hingga akhir pekan lalu, Jagielka memenangi 35 duel udara sementara Koscielny 30. Perdebatan yang mengambang langsung bisa diselesaikan saat itu juga.

Pun, hal sama berlangsung di lari. Begitu saya mengetahui bahwa statistik lari bisa tercatat dengan detail, saya terobsesi. Split time, average pace, kalori yang terbakar, dan data-data lain membuat lari menjadi lebih hidup.

5. Respek yang melonjak terhadap para pelari Full Marathon

 

JakMar 2016, easily the most difficult race I have ever ran. At 10km, my knee gave up, at 25km, the rest of my body started to give up. At 38km, my phone gave up too and all I wanted to do was catch an ojek and go home (or work, in my case) but the last few kms were filled with crazy loud supporters from Nike Indonesia, @runningrage , @rushrunners , @indorunners and so many more.. It rained like hell but who cares, people were still on the streets encouraging those of us left behind to finish. And one thing I know, everything else may abandon you but as long as u still have the will to finish, u will. #38isthenew42 #bringurpowerbank #jakmar2016 #nikeindonesia #nikerunning #nrc

A photo posted by PDouble (@paulpalele) on

Saya tak pernah tahu betapa jauh 42.195 km itu sesungguhnya sebelum saya berpartisipasi di Jakarta Marathon.

Para peserta FM memulai lari mereka lebih pagi dari saya. Setelah menyelesaikan 10k dalam 1 jam 24 menit, saya sempat berbincang cukup lama di area lomba bersama teman-teman.

Saya lalu pulang, mandi, sarapan, main bersama anak, dan tidur sejenak, sebelum melanjutkan aktivitas keluar rumah.

Eh, di perjalanan keluar, saya melihat masih ada saja pelari Full Marathon yang tengah berjuang menempuh lintasan. Respek saya melejit melihat mereka.

Well, kira-kira begitulah observasi singkat saya sebagai pelari newbie. See you!

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : -


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X