Sebelum jeda kompetisi karena ada laga antarnegara, Inter mendapatkan hasil negatif. Tapi, di balik kejadian itu, juga ada nilai positif yang sesuai keinginan I Nerazzurri.
Penulis: Dwi Widijatmiko
Inter kalah 1-2 dari Roma, Minggu (2/10) di Olimpico. Hasil itu membuat La Beneamata terlempar ke posisi ke-11 klasemen setelah pada pekan sebelumnya berhasil masuk 3 besar alias zona Liga Champions.
Akan tetapi, Inter juga melihat bahwa Ever Banega mulai menunjukkan penampilan yang menjadi alasan mengapa pemain asal Argentina ini disebut-sebut sebagai perekrutan terpenting Inter pada musim panas lalu.
Banega diharapkan bisa menjadi jenderal permainan Il Biscione, seperti apa yang dilakukannya bersama Sevilla pada musim 2014/15 dan 2015/16.
Awalnya berposisi sebagai gelandang tengah, Banega kemudian tokcer juga ketika dimainkan sebagai gelandang serang di belakang striker dalam formasi 4-2-3-1.
"Kami sudah menunggu berbulan-bulan untuk presentasi ini. Banega adalah pemain penting. Banyak klub top Eropa menginginkannya, tapi dia memilih Inter. Dia perekrutan besar, dia akan sangat penting bagi Inter," tutur Piero Ausilio, Direktur Olah Raga Inter, dalam acara presentasi Banega pada Agustus lalu.
Start Banega tidak terlalu kencang, tapi pada laga melawan Roma, ia memberikan penampilan terbaiknya sejauh ini. Pelan-pelan eks pemain Valencia dan Boca Juniors ini semakin mantap menjadi konduktor permainan tim.
Inter bisa dibilang mulai berada di bawah komando Banega.
Dominan
Statistik pada partai melawan Roma memperlihatkan dominasi Banega dalam mengalirkan bola di antara para pemain Inter.
Namanya berada di posisi teratas statistik jumlah sentuhan bola, operan kunci, operan, dan operan jauh.
Sayang, penampilan superior itu tidak membuahkan kemenangan buat Inter. Tapi, sebagai "pemimpin" tim, Banega segera bertindak layaknya seorang komandan.
Dia mengajak teman-temannya bangkit.
"Kami harus belajar melakukan start bagus pada 15-20 menit pertama. Jangan hanya bereaksi setelah tertinggal," katanya seperti dikutip dari Inter Channel.
Setidaknya Inter memasuki libur kompetisi dengan pengetahuan bahwa perekrutan terpentingnya mulai memenuhi ekspektasi.
Lebih ke Depan
Sekarang tinggal bagaimana pelatih Frank de Boer mengeksploitasi kemampuan terbaik Banega yang sudah mulai keluar. Sang allenatore kelihatan telah paham bagaimana menempatkan Banega.
Akhir-akhir ini, termasuk waktu melawan Roma, pemain berusia 28 tahun itu ditempatkan di belakang Mauro Icardi dalam formasi 4- 2-3-1. Persis seperti perannya belakangan di Sevilla.
Awalnya De Boer pernah menempatkan Banega sebagai gelandang tengah dalam sistem 4- 3-3. Banega memang tidak pernah menolak bermain di manapun.
"Bisakah saya menjadi playmaker di depan pertahanan? Saya bisa bermain di posisi-posisi yang berbeda," katanya.
Tapi, menempatkan Banega lebih dekat ke gawang lawan tampak membuahkan hasil lebih baik. Saat melawan Roma, Banega melepaskan lima tembakan, paling banyak di antara pemain Inter. Dia juga berhasil mencetak gol pertamanya buat Nerazzurri.
"Di Inter dia sempat bermain lebih ke belakang. Saya memahami keinginan pelatih karena Ever punya kemam puan hebat menggerak kan tim. Semua pelatih punya ide masing-masing.
Tapi, bagi saya, Banega akan tampil lebih baik sebagai penyerang lubang. Dia lebih cocok menjadi pemain nomor 10 ketimbang nomor 5," ujar pelatih timnas Argentina, Edgardo Bauza, di Football Italia.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.705 |
Komentar