Saat Heri kecil, sang ayah mendidiknya sebagai karateka. Dengan kata lain, sang ayah menginginkan eks PBR itu mengikuti jejaknya menekuni bela diri asal Jepang tersebut.
Karena keinginan ayahnya itu, Heri tidak jarang mencuri-curi waktu untuk bermain sepak bola bersama temannya saat masih SD.
"Saya tidak dapat izin main sepak bola. Alasannya, setiap pulang sekolah lalu pergi ke kebun main sepak bola, pas pulang baju kotor semua dan kena marah," ujarnya kepada BOLA.
Meski begitu, ia tidak menyerah. Heri mulai mendapatkan restu dari sang ayah menggeluti sepak bola ketika diizinkan masuk Sekolah Sepak Bola (SSB) Sidolig di Bandung.
"Namun, saya bersikeras main sepak bola. Lama-kelamaan saya diizinkan dan masuk SSB Sidolig," ungkapnya.
Bandung Tempat Melejit
Pemain kelahiran 15 Juli 1994 itu sempat mencoba bergabung dengan Persib junior. Namun, ia tidak berhasil menembus tahapan seleksi.
"Saya sempat ikut seleksi di Persib U-15 dan U-17, tapi semuanya gagal," tuturnya.
Kegagalan itu tak mematahkan semangat Heri. Penampilan di Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jabar 2013 menjadi titik balik karier sepak bolanya.
Dari ajang tersebut, ia diincar Persekap Pekalongan, yang berlaga di Divisi Satu, pada 2013 dan mendapat kontrak satu tahun.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar