Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Leicester Vs Arsenal, The Gunners Beruntung Tidak Dapatkan Vardy

By Septian Tambunan - Sabtu, 20 Agustus 2016 | 09:01 WIB
Penyerang Leicester City, Jamie Vardy (kiri), berbincang dengan sang manajer, Claudio Ranieri, dalam pertandingan Premier League melawan Hull City di KCOM Stadium, Hull, Inggris, 13 Agustus 2016.
MICHAEL REGAN/GETTY IMAGES
Penyerang Leicester City, Jamie Vardy (kiri), berbincang dengan sang manajer, Claudio Ranieri, dalam pertandingan Premier League melawan Hull City di KCOM Stadium, Hull, Inggris, 13 Agustus 2016.

Operan

Penyerang tengah akan semakin berbahaya jika mampu memberikan operan seefektif dengan mencetak gol.

Kemampuan tambahan ini dapat mengacaukan jantung pertahanan lawan dan akan menghasilkan lebih banyak peluang mencetak gol.

Namun, jika sebuah tim mengandalkan serangan balik, seperti Leicester, penyerang tersebut tentunya akan memiliki kesempatan yang lebih sedikit memberikan passing daripada tim dengan strategi menyerang laiknya Arsenal.

Giroud sanggup melakukan 21 operan dalam setiap pertandingan sementara Vardy hanya melepaskan 12.

Akan tetapi, akurasi operan Giroud dan Vardy tak terlalu jauh, yaitu 68 persen berbanding 66 persen.

Memenangi Duel Udara, Tackle, dan Pelanggaran (mempertahankan dan merebut bola)

Seorang striker yang tidak pasif dan dapat memenangi duel dengan tembok-tembok pertahanan musuh menjadi sosok yang begitu penting untuk tim.

Tiga situasi umum yang memberikan kesempatan bagi penyerang untuk mempertahankan atau merebut bola adalah saat duel udara, tackle, dan pelanggaran (memaksa lawan melanggar dirinya).

Dari tiga tipe tersebut Giroud memiliki keunggulan signifikan. Dia mampu memenangi duel 5,7 kali per pertandingan, sementara Vardy 4,4 per pertandingan.

Bahkan, jika jumlah menit bermain dimasukkan, Giroud semakin terdepan.

Penyebab utama keunggulan Giroud adalah dia mampu memenangi 52 persen duel udara, berbanding 32 persen yang dicatatkan Vardy.

Kesimpulan

Arsenal memang membutuhkan penyerang yang lebih ganas, tetapi mendatangkan Vardy (29 tahun, 7 bulan) bukanlah peningkatan signifikan, yang terbukti tidak lebih bagus dari Giroud (29 tahun, 11 bulan).

Bahkan, Giroud sekali lagi mengalahkan Vardy dalam nilai transfer.

Berdasarkan data Transfermarkt, saat ini harga jual Giroud mencapai 25 juta euro (sekitar Rp 372,8 miliar), sementara Vardy berada di angka 20 juta euro (sekitar Rp 298 miliar).

Jadi, siapa yang lebih baik di antara Vardy dan Giroud musim 2016-2017? Menarik untuk dinantikan.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Jalu Wisnu Wirajati
Sumber : Transfermarkt, Sporting Intelligence


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X