Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Cerita Flop Bergkamp dan Tantangan De Boer

By Anju Christian Silaban - Rabu, 10 Agustus 2016 | 21:30 WIB
Frank De Boer dan Dennis Bergkamp memimpin sesi latihan Ajax Amsterdam di Amsterdam, 1 November 2011.
OLAF KRAAK/ANP/AFP
Frank De Boer dan Dennis Bergkamp memimpin sesi latihan Ajax Amsterdam di Amsterdam, 1 November 2011.

Frank De Boer

Dua puluh tiga tahun berselang, Inter kembali kedatangan Frank De Boer. Dia ditunjuk sebagai pelatih untuk menggantikan Roberto Mancini.

Serupa Bergkamp, De Boer adalah alfa. Sebelumnya, tidak pernah ada pelatih asal Belanda menangani Inter Milan.

Hanya, seperti Bergkamp pula, De Boer melambungkan harapan Interisti, sebutan untuk pendukung Inter. Interisti memang boleh berharap menilik curriculum vitae pelatih barunya.

Bersama Ajax, De Boer menjuarai Eredivisie empat musim beruntun. Tidak pernah ada pelatih menorehkan prestasi serupa.

Di Ajax, De Boer turut dibantu Bergkamp yang menjabat sebagai asisten. Keduanya melihat sepak bola dari kacamata serupa, Cruyffian.

"Saya, Bergkamp, Marc Overmars, dan Edwin van der Sar akan berusaha mempertahankan visi Johan Cruyff," ucap De Boer ketika sang mentor menanggalkan jabatan penasihat klub, November 2015.

Kata De Boer sesuai realita. Permainan Ajax selalu dihiasi kebebasan berekspresi dari setiap individu, sepak bola atraktif, dan gol-gol cantik.

Hanya, gaya tersebut tidak mendapatkan tempat di Italia, tempat di mana proses adalah segalanya. Tidaklah mengherankan apabila sedikit pelatih asal Belanda berani mengadu nasib di Negeri Piza.

Satu-satunya yang nekat hanyalah Clareence Seedorf. Masa baktinya bersama AC Milan cuma berlangsung 144 hari.

Agar tidak bernasib serupa, De Boer tentu harus bisa mengintegrasikan diri dengan gaya Italia. Ketidakmampuan akan itu berarti kegagalan. Sudah terbukti dengan cerita Bergkamp

Perihal tantangan beradaptasi, De Boer sudah menebar janji. Dia mengaku sudah mahfum dengan gaya Italia.

"Saya memahami bahwa kultur Italia berbeda dengan negara lain. Namun, di mana pun Anda bermain, sepak bola tetaplah 11 melawan 11. Jadi, saya tidak melihat ada masalah perihal adaptasi," ucap De Boer pada sesi perkenalannya, Selasa (9/8/2016).

[video]http://video.kompas.com/e/5073164987001_v1_pjuara[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor :
Sumber : Berbagai sumber


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X