Kekompakan dan kerja sama merupakan salah satu kunci sukses dalam ajang balap. Hal ini disdari penuh oleh pebalap Indonesia yang turun pada GP2 Series 2016, Sean Gelael.
Kerja sama Sean dan tim akan kembali diuji saat turun pada GP Austria di Red Bull Ring, Spielberg, 1-3 Juli.
"Sebagai tim, kami memang harus kompak dan bekerja sama. Ini penting karena dalam balapan kita tidak pernah berdiri sendiri," kata pebalap pertamina Campos Racing yang didukung Jagonya Ayam Indonesia tersebut dalam rilis yang diterima JUARA.
"Pebalap membutuhkan mobil yang andal. Untuk mendapatkan mobil yang bagus, dibutuhkan tim mekanik. Tim mekanik juga tidak bisa bekerja sendirian karena untuk pengembangan mobil juga butuh masukan dari pebalap," katanya lagi.
Selain dengan rekan satu timnya, Mitch Evans (Selandia Baru), Sean juga menjaga kekompakan dengan pebalap Jagonya Ayam yang bergabung di tim Prema Racing, Antonio Giovinazzi (Italia).
"Saya dan Mitch juga selalu berdiskusi baik soal setelan mobil ataupun kondisi lintasan balap. Bahkan Antonio pun ikut memberi masukan dan berbagi pengalaman saat dia memenangi balapan di Baku (GP Eropa), dua pekan lalu," kata Sean.
Direktur teknik balap Tim Pertamina Campos Racing, Philippe Gautheron, mengatakan bahwa dia bisa merasakan situasi yang kian nyaman dalam timnya. Komunikasi berjalan dengan bagus dan semua orang bekerja keras untuk kemajuan tim.
"Kami memang belum puas dengan hasil yang sudah kami dapatkan. Akan tetapi, dari seri ke seri tren-nya menunjukkan hasil yang positif," kata Gautheron.
Pada seri perdana di Barcelona, pertengahan Mei, Evans finis di urutan ke-12, sedangkan Sean di urutan ke-17 saat menjalani balapan pertama (feature race).
Pada balapan kedua (sprint race), Sean finis di urutan ke-13, sementara Evans di urutan ke-14.
Grafik mereka meningkat pada seri kedua di Monako, akhir Mei. Evans finis di urutan ke-5, sedangkan Sean ke-13 pada feature race.
Besoknya, saat sprint race, Evans meraih poin pertamanya musim ini setelah finis di urutan ke-4. Sean gagal finis karena mengalami insiden.
Pada seri berikutnga yaitu GP Eropa yang berlangsung di Sirkuit Baku, Azerbaijan, kedua pebalap ini meraih poin pada feature race. Evans finis di urutan ke-5, sementara Sean ke-7.
Baca Juga:
- Telepon Maradona Hanya Ditanggapi Mesin Penjawab Milik Messi
- Guardiola dan Mourinho akan Saling Traktir di Sebuah Restoran!
- Gebrak Piala Eropa Lewat Yel-yel, Will Grigg Diburu 4 Klub
Pada sprint race, Evans dan Sean sama-sama terlibat insiden dan gagal menyelesaikan balapan.
"Secara umum kami melihat ada peningkatan bagus. Sean juga memperlihatkan kemampuan dan kecepatannya," kata Gautheron.
Pada balapan di Red Bull Ring, tim sudah membuat setelan mobil yang sama untuk Sean dan Evans. Tim juga sudah membahas tentang strategi pemilihan ban dan pit stop pada feature race.
"Mudah-mudahan kami mendapatkan hasil kualifikasi yang bagus dan jalannya balapan tidak sekacau di Baku," ujar Sean.
Red Bull Ring memiliki 10 tikungan dan berkarakter cepat. Sirkuit yang dibangun pada 1969 ini memiliki panjang lintasan 4,326 kilometer.
Bagi Sean, Red Bull Ring bukanlah sirkuit yang asing. Sean pernah menjajal sirkuit ini dalam tiga ajang yakni Balapan Formula F3 Europa (2013 dan 2014) serta balapan Formula Renault 3.5.
Dari balapan F3 yang diikutinya, Sean meraih poin dengan finis di posisi ke-7 dan ke-10.
Editor | : | Pipit Puspita Rini |
Sumber | : | juara |
Komentar