Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Maret Krusial Leicester City

By Sabtu, 5 Maret 2016 | 10:06 WIB
Danny Drinkwater merayakan gol pertamanya dengan rekan se-tim saat pertandingan Barclays Premier League antara Leicester City dan West Bromwich Albion di The Power King Stadium tanggal 1 Maret 2016. Leicester,Inggris
LAURENCE GRIFFITHS/GETTY IMAGES
Danny Drinkwater merayakan gol pertamanya dengan rekan se-tim saat pertandingan Barclays Premier League antara Leicester City dan West Bromwich Albion di The Power King Stadium tanggal 1 Maret 2016. Leicester,Inggris

Performa dahsyat sepanjang musim membuat Leicester City dipuji berbagai kalangan, termasuk dari para pelatih top dunia. Tapi, di balik pujian itu, The Foxes justru sekarang merasa merinding.

Penulis: Dedi Rinaldi

Leicester telah memasuki masa krusial. Manajer Claudio Ranieri sendiri yang menyatakan bahwa timnya telah memasuki masa genting.

Inilah sebuah periode di mana ketegangan dan kegugupan yang mahatinggi bisa merusak segalanya.

Pada masa tersebut kemenangan tiba-tiba bisa menjadi sangat sulit diraih ketika jalan menuju akhir kian mendekat.

Ketegangan dan kegugupan berpotensi akan mendominasi sehingga lawan yang di atas kertas bisa ditundukkan pun akan terasa memiliki tembok kuat untuk dirobohkan.

Karena itu, meski kerap dikatakan peluang Liecester menjadi juara Premier League 2015-2016 lebih diuntungkan ketimbang lainnya karena menyisakan lawan yang cenderung mudah, kenyataannya tidak seperti itu.


Penyerang Leicester City, Jamie Vardy, bertepuk tangan kepada penonton, seusai laga Premier League kontra West Bromwich Albion, Selasa (1/3/2016) atau Rabu dini hari WIB.(OLI SCARFF/AFP)

Tanda-tanda ketegangan bahkan sudah muncul pada Sabtu (27/2/2016) pekan lalu. Meski bermain di kandang sendiri melawan tim papan bawah Norwich City, kemenangan baru bisa diraih dengan susah payah.

Setelah itu, mereka hanya bisa bermain seri 2-2 dengan tim papan bawah West Bromwich Albion pada laga medio pekan.

Ranieri menyebutkan bahwa masa-masa krusial tersebut dimulai pada akhir Februari saat bertemu Norwich dan baru akan mereda pada pertengahan Maret dengan empat pertandingan yang penting.

Menurut Ranieri, masa ini merupakan penentuan apakah Leicester bisa meraih kesuksesan fi nis di puncak klasemen atau tidak pada musim ini.

"Dengan poin yang telah kami kumpulkan sekarang (56), maka empat laga berikutnya merupakan titik penting. Saya piker ini merupakan momen kunci buat kami," kata Ranieri.

Momen kunci tersebut tidak hanya demi menjaga mimpi menjadi juara Premier League tetap hidup, melainkan pula kesempatan besar meraih salah satu dari empat tiket ke ajang Liga Champion musim depan.

Pengalaman

Dari jadwal yang ada, sampai 19 Maret, Leicester City akan berhadapan dengan Watford, Newcastle United, dan Crystal Palace.

Pengumpulan angka tambahan benar-benar sangat berarti sebagai modal menyelesaikan perjalanan dengan sukses.

Jika dalam masa krusial tersebut Lecester bisa mulus melewatinya, maka pada sisa pertandingan musim ketegangan diasumsikan akan berpindah kepada tim lain pesaing terdekat, seperti Tottenham Hotspur, Arsenal atau Manchester City.

Lantas, mengapa Leicester berpotensi bakal mengalami kegugupan?

Harus diakui Leciester merupakan klub yang memang tidak “disiapkan” sejak awal untuk menjadi juara. Dalam beberapa kesempatan Ranieri kerap mengatakan bahwa target mereka hanya meraih 40 poin. Ternyata target itu malah bisa jauh terlampaui.

[video]http://video.kompas.com/e/4782011827001_ackom_pballball[/video]

Target bisa terlewati karena Leicester bermain tanpa beban. Namun, ketika keinginan telah berubah menjadi beban, maka kekuatan mental dan pengalaman menjadi faktor utama.

“Mental dan pengalaman akan sangat berperan, di mana antara anak baru dan klub matang akan berbeda dalam menghadapinya,” kata Sven-Goran Eriksson, salah satu pelatih top yang memuji kinerja mengejutkan Leicester, namun pada sisi lain juga memberikan peringatan.

Dalam hal materi, dari seluruh anggota tim yang ada di Leicester, praktis hanya Ranieri yang berpengalaman karena pernah beberapa kali memegang tim besar dan menghasilkan gelar juara walaupun bukan di liga.

Sekarang, tinggal bagaimana kemampuan Ranieri untuk mendinginkan kepala dan hati anak buahnya agar tetap berpijak di bumi.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA no.2.656


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X