Momentum. Barangkali terlalu prematur bicara soal kans juara Arsenal di Premier League edisi terkini. Tapi, anak asuh Arsene Wenger saat ini punya momentum bagus buat mewujudkan kehampaan gelar selama 12 tahun itu.
Wenger memberikan tiga titel juara Liga Inggris buat Arsenal. Pertama pada musim 1997/98, 2001/02, dan terakhir 2003/04.
Ada satu benang merah menarik yang patut dicermati sebagai tolok ukur prediksi kesuksesan The Gunners musim ini.
Dalam tiga musim juara itu, ada tren bahwa momentum perubahan kekuatan Arsenal terjadi di paruh kedua musim. Momentum itu datang begitu manis sehingga mampu mengerek performa tim sampai akhir kompetisi.
Tren tersebut begitu solid dan terasa terutama dalam delapan musim penuh pertama Wenger melatih The Gunners (1997-2005).
Pada paruh kedua musim sepanjang periode tujuh tahun itu, The Gunners kerap meraih rentetan laga tanpa kekalahan plus hasil konsekutif kemenangan hingga berujung tiga gelar juara EPL dan empat posisi runner-up (1998/99, 1999/2000, 2000/01, dan 2004/05).
Entah karena perencanaan dan strategi matang sejak dini, faktor penyesuaian diri pemain, atau hal lain, yang jelas garis kesamaannya ialah adanya momentum di paruh kedua musim untuk bangkit.
Dari 10 edisi EPL terakhir, Arsenal masih bisa meraih hasil lebih baik di paruh kedua dalam lima musim di antaranya.
Ambil contoh musim juara EPL 1997/98. Saat tahun berganti, The Gunners dalam posisi yang sangat buruk.
Mereka di peringkat enam dan tertinggal 12 poin dari posisi pertama, Manchester United.
Mereka juga menderita kekalahan memalukan dari Blackburn Rovers pada Desember. Tapi, setelah itu respons anak asuh Wenger begitu mengagumkan.
Sesudahnya mereka tak pernah kalah lagi di EPL maupun Piala FA hingga mengakhiri musim dengan menjadi juara di kedua ajang tadi! Termasuk di dalamnya adalah momentum 12 kemenangan secara beruntun.
Tim juara Arsenal 2001/02 juga mengemulasi prestasi tim 1997/98. Kekalahan kandang dari Newcastle pada Desember bak menjadi satu pemicu sebuah rentetan hasil tidak terkalahkan.
Arsenal mengakhiri musim itu dengan streak 13 laga selalu menang!
Terakhir, Arsenal edisi 2003/04, bahkan tak sekali pun kalah dalam 38 pertandingan.
Momentum Ujian
Memang tren tadi belakangan ini mulai meluntur. Persisnya sejak The Gunners pindah dari Highbury ke Emirates Stadium dua tahun setelah terakhir kali Arsenal juara.
Tapi, dari 10 edisi EPL terakhir, Arsenal masih bisa meraih hasil lebih baik di paruh kedua dalam lima musim di antaranya.
Artinya, ada probabilitas sekitar 50 persen bagi Arsenal mengulangi tren pencapaian juara. Kalau bisa mewujudkannya, sungguh sangat luar biasa mengingat modal paruh pertama Arsenal edisi terkini begitu bagus.
Mereka memuncaki klasemen EPL dengan modal 42 angka dari 20 penampilan.
Mereka unggul dua poin dari Leicester, tiga angka dari Manchester City di peringkat tiga, dan enam dari Tottenham Hotspur di posisi keempat.
Momen pemicunya pun bisa jadi sudah hadir, yakni kekalahan telak dan mengejutkan 0-4 dari Southampton dalam laga Boxing Day (26/12).
Setelahnya, The Gunners sudah melalui dua pertandingan dengan hasil sempurna, dua kali menang tanpa kebobolan kontra Bournemouth (2-0) dan Newcastle (1-0).
[video]http://video.kompas.com/e/4683292803001_ackom_pballball[/video]
Dari perspektif kualitas, mungkin Bournemouth-Newcastle dianggap kurang sahih untuk menentukan besaran probabilitas tren juara dengan tampil lebih oke di paruh kedua akan terulang.
Tapi, sepanjang Januari ini akan menjadi ujian yang terbaik. Arsenal bakal melawat ke rumah Liverpool dan Stoke serta menjamu Chelsea yang tengah menanjak.
Mampukah Wenger meyakinkan semua orang bahwa tren bisa balik lagi? Sang pelatih meyakini ia bisa melakukannya dengan tim saat ini.
"Saya pikir tim ini lebih matang dari tim ketika kami baru pindah dari Highbury ke Emirates.
Saat ini tim punya karisma dan mentalitas serta sikap yang diperlukan buat menjadi juara," tutur sang pelatih di Guardian.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA no. 2.648 |
Komentar