Apakah manajer asal Uruguay tersebut risih untuk kembali bicara tentang pembelian pemain baru setelah diberi modal besar pada awal musim?Atau, visi dan misi para dewan direksi City Football Group (CFG) sebagai induk perusahaan pemilik klub Manchester City, yang dikuasai oleh sosok-sosok dari Timur Tengah, masih meragukan bagi para bintang?
Di satu sisi, alasan yang disebutkan Pellegrini cukup masuk akal soal mengapa The Citizen akan mencoba menahan diri untuk berbelanja pada Januari 2016. Menurutnya, meski klubnya memiliki segunung modal, bukan berarti mudah dalam mendapatkan bintang.
“Kami selalu berusaha mendatangkan pemain bintang. Namun, hal tersebut bukanlah pekerjaan mudah karena ada lima atau enam klub yang punya kekuatan seperti kami," kata Pellegrini.
Prestise
Bisa dimaklumi bila The Citizens bukan pilihan utama bagi seorang bintang. Pasalnya, prestasi mereka di kancah sepak bola dunia memang belum banyak.
Dalam hal ini, prestise sebuah klub menjadi faktor utama selain nilai uang bagi seorang bintang dalam memilih.
Hal yang kedua yaitu tentang banyaknya agen pemain bintang yang masih meragukan keseriusan The Citizens dalam industri sepak bola, apakah sebatas bisnis atau serius membangun kejayaan prestasi.
[video]http://video.kompas.com/e/4650642529001_ackom_pballball[/video]
Pasalnya, sang pemilik yakni Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan pernah berkata bahwa prestasi sepak bola tidaklah terlalu mendapat perhatian.
“Saya pikir hal terbaik ialah membuat The Citizen menjadi tim yang laku dijual dan mendapat nama. Tentang prestasi, biarlah para manajer yang tahu sendiri. Saya sudah senang bisa memiliki klub ternama di Premier League,” kata Sheikh Mansour.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.644 |
Komentar