Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Manchester City Makin Kaya, tapi Takut Belanja

By Sabtu, 12 Desember 2015 | 10:05 WIB
Manajer Manchester City, Manuel Pellegrini, tengah memperhatikan permainan tim nya saat melawan Stoke City di Britannia Stadium, Stoke on Trent, 5 Desember 2015. Menurut Pellegrini, mesti City memiliki segunung modal, bukan berarti mereka mudah mendapatkan bintang.
LAURENCE GRIFFITHS/GETTY IMAGES
Manajer Manchester City, Manuel Pellegrini, tengah memperhatikan permainan tim nya saat melawan Stoke City di Britannia Stadium, Stoke on Trent, 5 Desember 2015. Menurut Pellegrini, mesti City memiliki segunung modal, bukan berarti mereka mudah mendapatkan bintang.

Hanya dengan melepas 13 persen kepemilikan saham kepada China Media Capital (CMC) pada Desember 2015, Manchester City mendapat suntikan dana segar senilai 265 juta poundsterling atau sekitar 5,5 triliun rupiah.

Namun, dengan tambahan dana sebesar itu bukan berarti The Citizens bakal jor-joran belanja pemain pada Januari 2016, di mana bursa transfer fase kedua tengah dibuka. Padahal, City sepertinya membutuhkan wajah baru.

Pada pekan lalu secara mengejutkan The Citizens dilibas Stoke City dengan skor 0-2. U

sai kekalahan tersebut, Manajer Manuel Pellegrini langsung berkilah bahwa timnya tidak tampil 100 persen akibat beberapa pemain pilar terlanda cedera.

[video]http://video.kompas.com/e/4650642525001_ackom_pballball[/video]

Dalam kondisi ini media Inggris segera saja mengartikan bahwa ucapan Pellegrini tersebut merupakan sinyal bahwa City bakal menggelontor dana besar untuk membeli pemain pada transfer window Januari 2016.

Apalagi, media juga paham bahwa The Citizens tengah memiliki dana segar hasil penjualan saham ke CMC.

Uniknya, asumsi dari media tersebut dibantah dengan keras oleh Pellegrini. Ia mengatakan klub tidak akan berbelanja pada Januari nanti.

Pellegrini menyebut bahwa kedalaman timnya tahun ini sudah bagus sehingga tidak perlu baginya untuk berbelanja. "Tim kami lebih siap tahun ini. Tidak terbesit pada benak saya untuk mengganti para pemain yang cedera dengan pemain baru," kata Pellegrini.

Sikap Pellegrini ini tentu saja menciptakan pertanyaan.

Apakah manajer asal Uruguay tersebut risih untuk kembali bicara tentang pembelian pemain baru setelah diberi modal besar pada awal musim?Atau, visi dan misi para dewan direksi City Football Group (CFG) sebagai induk perusahaan pemilik klub Manchester City, yang dikuasai oleh sosok-sosok dari Timur Tengah, masih meragukan bagi para bintang?

Di satu sisi, alasan yang disebutkan Pellegrini cukup masuk akal soal mengapa The Citizen akan mencoba menahan diri untuk berbelanja pada Januari 2016. Menurutnya, meski klubnya memiliki segunung modal, bukan berarti mudah dalam mendapatkan bintang.

“Kami selalu berusaha mendatangkan pemain bintang. Namun, hal tersebut bukanlah pekerjaan mudah karena ada lima atau enam klub yang punya kekuatan seperti kami," kata Pellegrini.

Prestise

Bisa dimaklumi bila The Citizens bukan pilihan utama bagi seorang bintang. Pasalnya, prestasi mereka di kancah sepak bola dunia memang belum banyak.

Dalam hal ini, prestise sebuah klub menjadi faktor utama selain nilai uang bagi seorang bintang dalam memilih.

Hal yang kedua yaitu tentang banyaknya agen pemain bintang yang masih meragukan keseriusan The Citizens dalam industri sepak bola, apakah sebatas bisnis atau serius membangun kejayaan prestasi.

[video]http://video.kompas.com/e/4650642529001_ackom_pballball[/video]

Pasalnya, sang pemilik yakni Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan pernah berkata bahwa prestasi sepak bola tidaklah terlalu mendapat perhatian.

“Saya pikir hal terbaik ialah membuat The Citizen menjadi tim yang laku dijual dan mendapat nama. Tentang prestasi, biarlah para manajer yang tahu sendiri. Saya sudah senang bisa memiliki klub ternama di Premier League,” kata Sheikh Mansour.

Hal tersebut diperkuat pula oleh sebuah artikel di majalah Forbes.

Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa para sheikh maupun kaum pebisnis tetap saja mengagungkan prestise, mendapat kehormatan khusus saat datang ke stadion, dihormati di negeri orang, dan memiliki sebuah permainan baru untuk menggelontorkan uang hasil penjualan minyak.

The Citizens telah dimiliki oleh fulus Arab, yang sepertinya memang tidak terbatas.

Dengan fakta bahwa kawasan Timur Tengah menguasai sekitar 31 persen dari total produksi minyak bumi secara global, maka membuat para Sheikh di Arab bisa memiliki mainan apa pun.

Disebutkan bahwa suntikan dana yang diterima dari CMC sekarang meski dikatakan untuk pengembangan sepak bola di Negeri Tirai Bambu, akan tetapi sisi bisnis juga menjadi hal utama.

Dana segar tersebut diproyeksikan untuk membantu pertumbuhan infrastruktur dan mengembangkan bisnis internasional dengan Tiongkok.

Penulis: Dedi Rinaldi

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA No. 2.644


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X