Endang menjadi bulan-bulanan kritik. Namun, prestasi pada akhirnya menjadi bukti bahwa konsep yang ia tawarkan berbuah prestasi.
Revolusi ala sang dokter gigi dimulai. Nama-nama pemain belia bertalenta seperti: Sinyo Aliandoe, Yudo Hadiyanto, Reni Salaki, Fam Tek Fong, Dominggus, Supardi, Didik Kasmara, Soegito, Tahir Yusuf, dan Liem Soe Liong (Surya Lesmana) masuk dalam barisan skuat Persija bentukan Pak Dokter.
Mereka dikolaborasikan dengan Kwee Tik Liong dan Soetjipto Soentoro, pemain yang usianya kala itu masih muda tapi jam terbangnya di pentas sepak bola nasional sudah tinggi.
Duel Klasik Jakarta vs Bandung
Duel ulangan melawan Persib pada Kompetisi Perserikatan tahun 1964 menjadi momen paling ditunggu-tunggu para young guns Persija yang ingin melakukan revans di edisi kompetisi sebelumnya.
Maung Bandung kala itu menjadi tim kuat bersama dengan PSM Makassar. Persib kala itu diperkuat oleh pemain-pemain legendarisnya seperti Omo, Wowo, Jus Etek, Rukma, dan Fatah.
Majalah Aneka Olahraga edisi Juli 1964 membahas pertandingan klasik Persija melawan Maung Bandung. Anak-anak Jakarta turun bertanding dengan semangat tinggi. Pertandingan ini dilangsungkan di Stadion Utama Gelora Bung Karno yang berada di Jakarta.
Skuat Persija tampil penuh semangat tak ingin jadi pecundang di hadapan publik ibu kota.
Sekitar 60.000 penonton memadati SUGBK. Publik sepak bola Jakarta yang mendominasi begitu bersemangat hanya untuk menyaksikan aksi dari Soetjipto Soentoro dkk.
Persib memulai serangannya pada menit-menit awal, tapi serangan anak-anak Bandung itu masih bisa dipatahkan oleh pertahanan Persija yang di galang Supardi. Namun, Persib sempat membahayakan gawang Persija, beruntung tendangan Wowo melebar di atas gawang Persija yang dikawal Yudo Hadiyanto.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Harian Rakjat, Aneka Olah Raga, Merdeka |
Komentar