Anti-media sosial
Tidak seperti Rafa Benitez atau Massimiliano Allegri, Sarri bukan tipe pelatih yang eksis di dunia maya. Dia tak punya akun media sosial. Pria kelahiran 10 Januari 1959 itu lebih memilih media komunikasi dengan metode konvensional.
Napoletano
Bergabungnya Sarri di Napoli berarti mengembalikannya ke klub favorit semasa kecil. Sebagai Napoletano (orang dari Napoli), ia lahir di Bagnoli, sebuah distrik industri di Campania, Napoli. Ayahnya seorang pekerja alat-alat berat.
Keluarganya pindah ke Figline Valdarno, Firenze, ketika Sarri masih berusia lima tahun. Ketika itu, Sarri satu-satunya bocah pendukung Napoli di antara teman sepermainan di Firenze. Ia sangat mengagumi gelandang jagoan Napoli era 1960 dan 1970-an, Antonio Juliano.
"Ketika berumur 17 tahun, saya menyaksikan laga Fiorentina melawan Napoli di Stadion Artemio Franchi, tentu saja dengan berada di tribun tim tandang," ucapnya kepada Il Mattino.
Mirip Arrigo Sacchi
"Untuk menjadi seorang joki, Anda tak perlu menjadi kudanya lebih dulu." Kalimat populer itu diucapkan eks pelatih Milan, Arrigo Sacchi, pada awal kedatangannya di Rossoneri.
Sacchi mengutarakannya sebagai respons buat pihak-pihak yang meragukannya bakal sukses lantaran tak memiliki latar belakang sebagai pemain hebat. Faktanya, dia sukses membawa Milan berjaya pada akhir 1980-an. Nasib Sacchi hampir sama seperti Sarri.
Berbeda dari Roberto Mancini, Vincenzo Montella, atau Allegri, yang kondang sebagai pemain sebelum beralih fungsi menjadi pelatih, pengalaman Sarri sebagai pesepak bola amat minim. Dulunya, dia seorang bek. Pernah melakoni uji coba bersama Fiorentina dan Torino, tapi tak kunjung ditawari kontrak.
Editor | : | |
Sumber | : | ESPN, Corriere dello Sport, Tuttomercatoweb |
Komentar