Mungkin cuma kebetulan, tapi bukanlah tidak mungkin bahwa inilah yang menyebabkan banyak pemain di Kanada 2015 menaikkan kaus kakinya lebih tinggi dari lutut atau memakai pelindung khusus saat tampil di Kanada 2015.
"Bila melakukan tekel sambil meluncur di lapangan rumput, pemain tinggal bangun dan menyeka rumput dan tanah dari kakinya. Tapi di lapangan artifisial, ada lapisat kulit yang mengalami efek terbakar saat melakukan sliding-tackle," kata gelandang timnas perempuan AS, Heather O'Reilly.
Debat soal cedera akibat penggunaan rumput asli kontra rumput artifisial memang seakan tidak ada habisnya sejak beberapa waktu terakhir. Kedua pihak memaparkan pro dan kontra serta mengambil referensi dari pakar masing-masing. Hanya, mengingat keluhan datang langsung dari pemain, sudah semestinya FIFA lebih membuka diri.
Sejumlah pihak sampai menuding bahwa FIFA akan bersikap lain bila tuntutan itu datang dari pesepak bola pria. Jangan lupa bahwa seluruh partai PD kaum Adam selama ini digelar di lapangan rumput asli. Begitu juga dua edisi depan di Rusia 2018 serta Qatar 2022, tak perduli pada tahun lalu Blatter pernah menyebut rumput artifisial sebagai masa depan sepak bola.
Editor | : | Andrew Sihombing |
Sumber | : | BOLA |
Komentar