Tak terasa 2013 sudah di pengujung batas. Desember segera habis. Bagaimanakah dengan bola basket Indonesia?
Bola basket Indonesia diam-diam mengekspor pebola basket berbakat menjadi orang penting di Los Angeles Lakers. Saya membaca di sebuah media nasional yang menulis bahwa Thomas Thedy Kurniady sudah menjadi art director Lakers.
Thomas bukanlah orang baru di Mingguan BOLA. Saya mengikuti sepak terjangnya sejak di Panasia Indosyntec. Saat ia kuliah di Savannah, Georgia, tulisannya sering muncul rutin di BOLA.
Kami pernah berkolaborasi meliput final NBA 1997 di Chicago dan Salt Lake City. Bersama Thomas dan seorang teman berkulit hitam, kami pernah ngebut di jalan tol dan dihentikan polisi di Chicago.
Kesuksesan Thomas dipercaya sebagai art director Lakers sejak 2010 jelas bukan karena tiba-tiba. Ia memang terkenal rajin, tekun, dan teliti mempersiapkan diri. Ia juga genius di bidang seni (art).
"Thomas adalah pebasket yang selalu mempersiapkan diri dengan detail. Mulai dari gel rambut, hingga padanan sepatu dengan kaos kaki. Semua aksesoris ditata rapi sekali. Itu dilakukan ketika teman-teman lain sedang istirahat," ucap istri saya, yang dulu menjadi pengawas tim basket PON Jabar, saat diperkuat Thomas, AF Rinaldo, Kiki Susilo, Ronald Median, Arifin, dan lain-lain di PON 1993.
Thomas juga seorang mahasiswa yang rajin. Saat kuliah di jurusan Seni Rupa ITB, ia jarang melalaikan tugas gambar, meskipun baru saja menjalani latihan berat bola basket. "Tugasnya tak pernah lewat. Ia pintar membagi waktu," tambah istri saya yang juga lulusan ITB, sehingga informasi tentang Thomas mudah ia dapat dari para dosen di ITB.
Tapi, tak banyak yang tahu bahwa Thomas itu juga bandel, bandelnya anak-anak. Kata istri saya, ketika di sekolah menengah, Thomas pernah dikurung di kurungan ayam karena kebandelan itu!
Jadi, seharusnya bola basket Indonesia bangga, sebab di pengujung tahun ini, ada anak basket (abas) yang tetap bekerja di basket, namun dengan posisi yang terpandang.
Lapangan NBA
Editor | : | Eko Widodo |
Komentar