Kepada Tagor Siagian, Humas dan Koordinator Media Piala Telomoyo V 2019, Mustopa mengaku masih harus banyak belajar terbang lebih efisien.
Primoz memperingatkannya agar tidak terburu-buru mengejar waktu tercepat, yang berakibat fisik terkuras. Yang penting mencapai semua titik dalam soal.
Kalau terbang lintas alam, harus pandai menjaga stamina, kapan harus mengebut, kapan harus ngotot mengejar termal. Termal adalah “lorong” udara panas di bawah awan yang dapat mengangkat layangan ke atas, hingga mencapai ketingian cocok untuk terbang jauh.
Kelas Terbuka adalah gabungan pilot yang memakai layangan dua lapis, yakni Topless, tanpa Kingpost (tiang penyangga sayap) dan Kelas Sport (dengan Kingpost). Sedaangkan Kelas Floater adalah untuk pilot pengguna layangan satu lapis.
“Di mana Hiroshi, tolong cari tahu. Saya lihat dia terus menurun layangannya di Ungaran,” ujar Primoz pada Tagor Siagian, Humas dan Koordinator Media Piala Telomoyo V 2019 saat mendarat pukul 15.56 WIB di Desa Sraten.
Sportivitas tinggi seorang juara sejati. Primoz selalu peduli pada keselamatan sesama pilot, meski di udara mereka bersaing.
Dia berharap makin banyak lomba lintas alam Gantolle agar pilot Indonesia dapat bersaing bila mengikuti kejuaraan internasional.
Pada penutupan Piala Telomoyo V 2019 di lokasi pendaratan persawahan Desa Sraten, Ambarawa, Minggu siang (22/9), Wakil Bupati Kabupaten Semarang, H. Ngesti Nugaraha berharap Piala Telomoyo bisa terus diadakan.
Selain untuk mengembangkan pariwisata, juga untuk pembibitan atlit olahraga dirgantara di Jawa Tengah. Cuaca menjadi pertimbangan utama kapan menggelar sebuah kejuaraan olahraga dirgantara.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Komentar