JUARA.NET - Dalam Olahraga berkuda di Indonesia, terdapat beberapa komisi yakni Pacuan, Equestrian, Polo dan Berkuda Memanah.
Salah satu komisi yang sangat populer di kalangan masyarakat Sumatera Barat yakni Pacuan.
Sumatera Barat sendiri merupakan salah satu Provinsi yang mendirikan Pordasi. Hingga saat ini antusias masyarakat pada Pacuan masih sangat tinggi bahkan dengan membayar tiket Rp 5.000 – Rp 10.000/orang.
Euforia yang besar dalam menonton Pacuan Kuda membuat Ketua Umum PP Pordasi, Hj. Triwatty Marciano mengunjungi pertandingan tersebut.
Liga tradisional tersebut juga menarik perhatian Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Letjen TNI (Purn.) Marciano Norman yang turut serta datang.
Baca Juga: Tembok Penghalang Antara Marc Marquez dan Ducati Adalah Valentino Rossi
Ketua Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) Pordasi Sumatera Barat yang juga Wali Kota Bukit Tinggi, Ramlan Nurmatias menceritakan pentingnya Pacuan Kuda dan euforia masyarakat menontonnya.
“Olahraga ini (Pacuan) bukan bikin kelompok, olahraga ini milik kita bersama. Di sini, tua-muda, perempuan-pria, nonton Pacuan. Makan saja dibungkus untuk dimakan sambil nonton Pacuan.”, terang Wali Kota Bukit Tinggi.”.
Kunjungan Ketua Umum KONI Pusat dan Ketua Umum PP Pordasi pada bulan ini menyaksikan Pacuan Kuda Tradisional di Kota Payakumbuh.
Baca Juga: Sama Dengan Rossi yang Sudah Uzur, Dovizioso Juga Siap Pensiun
Ketua Umum Pengprov Pordasi Sumatera Barat dan Wakil Wali Kota Payakumbuh, Erwin Yunaz menyambut kunjungan yang dilakukan pada 17 Februari 2020.
Pertandingan kali ini berjudul “Pacuan Kuda Tradisional dan Open Race” bertempat di Gelanggang Pacuan Kuda Kubu Gadang Payakumbuh”. Pertandingan diselenggarakan Pemerintah Kota Payakumbuh yang mana Wali Kotanya juga merupakan Ketua Pordasi Kota Payakumbuh, Riza Falevi.
Ramlan memberikan apresiasi atas kunjungan tersebut. Adapun Ketua Pelaksana “Pacuan Kuda Tradisional dan Open Race”, Novian Yunus menyampaikan bahwa kunjungan tersebut adalah kali pertamanya Ketua Umum KONI Pusat dan PP Pordasi ke Pacuan Kuda Tradisional.
“Kalender pariwisata Pacuan Kuda ini sudah tiap bulan ada pacuan, bulan ini di Payakumbuh, nanti Maret Bukit Tinggi, Bulan April di Padang.”, jelas Ramlan.
Ketua Organisasi Pengprov Pordasi Sumatera Barat, Haji Gusrial jelaskan tempat penyelenggaraan Pacuan Kuda berpindah di beberapa wilayah setiap bulannya.
Beberapa tempat yang menjadi tuan rumah Pacuan antara lain Bukit Tinggi, Payakumbuh, Padang Panjang, Batu Sangkar, Solok, Pariaman, Sawah Lunto, dan yang baru adalah Padang. Pemerintah Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kota) turut menganggarkan pelaksanaan APBD untuk penyelenggaraan pertandingan Pacuan Kuda yang digemari masyarakat.
Baca Juga: Jelang Final Piala Gubernur Jatim 2020, Pesebaya Tak Gentar Lawan Persija Jakarta
Ketua Pengprov Pordasi Sumatera Barat sampaikan bahwa Pacuan Kuda memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat.
Lapangan pekerjaan banyak terbuka karena Pacuan Kuda. Beberapa pekerjaan yang terbuka karena Pacuan mulai dari pemotong rumput gelanggang, pelatih kuda, joki kuda dan lain sebagainya. Marciano Norman pun memuji industri Kuda Pacu di Sumatera Barat. “Saya bangga melihat kuda-kuda pacuan di sini, sebagai hasil ternak kuda lokal.”.
Selain itu, Ramlan meyakini Ketua PP Pordasi yang baru dapat membantu mengembangkan Pacuan Kuda Sumatera Barat.
“Saya yakin dan percaya dengan Ibu Ketua Pordasi yang baru terbuka dalam organisasi dan ingin kembangkan organisasi ke depan.”, ujar Ramlan.
Untuk mengembangkan Pacuan Kuda Sumatera Barat, Ramlan berharap PP Pordasi fasilitasi dengan menghadirkan pelatih dan tenaga pendukung lainnya dari luar negeri.
“Saya yakin dan optimis dengan ibu Wati Ketua Pordasi, Pordasi Bisa Lebih Maju.”, tutup Ketua Pengprov Pordasi Sumatera Barat.
PP Pordasi akan mengembangkan potensi olahraga berkuda di Sumatera Barat. Perhatian juga akan diberikan di luar Pacuan Kuda.
Baca Juga: Dicurigai Melakukan Pengaturan Skor di Kualifikasi Piala Dunia 2022, Myanmar Diselidiki
Pada pertandingan di Payakumbuh, hadir juga Ketua Pengprov Pordasi DKI Jakarta H.M.A.S. Alex Asmasoebrata dan juga perwakilan Pengprov Pordasi Yogyakarta.
Adapun catatan penting untuk evaluasi Pacuan Kuda kali ini yakni ketertiban penonton. Sampah plastik bertebaran dimana-mana dan penonton masuk ke lintasan menjelang finish. Terlebih jika mengingat jumlah penonton yang lebih dari 15.000 penonton.
Kedua hal tersebut membahayakan, pertama sampah plastik dapat sebabkan kuda tergelincir. Kuda yang tergelincir dapat menyebabkan patahnya kaki kuda yang tidak dapat disembuhkan. Ketika tergelincir, joki akan terpental yang dapat menyebabkan kematian.
Masalah kedua adalah penonton yang masuk ke lintasan seakan menyambut kuda di garis finish. Hal tersebut dapat membahayakan penonton dan juga kuda beserta jokinya.
Editor | : | Imadudin Adam |
Komentar