JUARA.NET - Promotor mixed martial arts atau MMA lokal Afganistan, Abdul Wasi Sharifi, meminta komunitas tarung termasuk UFC membantu pihaknya keluar dari negara tersebut.
Jatuhnya Afganistan ke Taliban mengubah beberapa tatanan negara tersebut termasuk dalam dunia olahraga.
Dilansir Juara.net dari BJPenn, Taliban melarang olahraga mixed martial arts atau MMA di Afganistan.
Larangan tersebut baru-baru ini diungkapkan oleh promotor MMA lokal asal Afganistan, Abdul Wasi Sharifi.
Disibak oleh presiden ajang tarung TGFC tersebut, Taliban melarang duel MMA di Afganistan karena tak suka dengan pertarungan manusia di dalam arena yang menyerupai kurungan.
"Hukum mereka (Taliban) melarang penyelenggaraan duel di dalam kurungan (arena tertutup)" ujar Abdul Wasi Sharifi kepada MMA Fighting.
"Ini adalah masalah yang serius. Menurut mereka, manusia tidak boleh bertarung di dalam kurungan seperti hewan."
Baca Juga: Ogah Bahas Konflik Afghanistan, Khabib Nurmagomedov Panen Kecaman
"Pihak kami sudah coba menggelar diskusi dengan mereka, tetapi mereka menolaknya secara serius."
"Saya mendapatkan banyak telepon dari nomor tak dikenal yang semua menjelek-jelekkan saya. Ada orang yang bahkan menyebut saya bukanlah seorang Muslim."
"Ada pula yang bilang saya sudah mencaci maki negara ini dan hal tersebut tidak baik bagi saya pribadi serta keluarga jika melakukannya lagi," sambung Sharifi.
Atas kondisi ini, Sharifi kemudian meminta bantuan kepada komunitas MMA termasuk UFC untuk membantu mereka keluar dari Afganistan.
"Kami berusaha secepat mungkin untuk meninggalkan negara," tutur Sharifi.
"Kami berharap komunitas MMA terbesar di dunia seperti UFC dan promotor lainnya dapat membantu kami keluar dari Afghanistan."
"Kita semua adalah satu dalam dunia olahraga pertarungan," sambungnya.
Selama menggelar duel MMA di Afganistan, Sharifi mengaku sempat bermasalah dengan Taliban.
Baca Juga: Meski Petarung Terbaik di UFC, Jon Jones Tetap Dipukul KO Monster Ini
Sharifi mendapatkan beberapa surat ancaman serta telepon yang memintanya menghentikan duel MMA perempuan serta penggunaan model di ajang tarung.
"Kami tidak bisa menggelar duel MMA lagi di Afganistan," beber Sharifi.
"Saya sempat membuat duel MMA perempuan dua tahun lalu dan mendapatkan banyak sekali surat ancaman serta telepon dari rezim Taliban."
"Mereka meminta saya untuk menghentikan ajang untuk perempuan serta tampilnya model dalam pertarungan."
"Tetapi, kami tidak menghentikan pertunjukan tersebut. Kami tetap membuat duel jagoan perempuan dan disiarkan live di televisi," tandas Sharifi.
Baca Juga: Tolak Ikut Boikot, Ratu Kelas Terbang UFC: Petarung Harus Siap Terima Sepakan Pembuat Cedera!
View this post on Instagram
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | bjpenn.com, MMAFighting.com |
Komentar