JUARA.NET - Real Madrid merasakan kekalahan pramusim pertamanya dalam tur 2023-2024 melawan Barcelona.
El Clasico di Stadion AT&T, Arlington, Texas, AS, Minggu (30/7/2023) pagi WIB, itu dimenangi Barcelona 3-0.
Duel itu diselimuti tensi tinggi, yang melibatkan tujuh kartu kuning di antara kedua klub, tiga terhadap Barca dan empat kepada Madrid.
Ousmane Dembele membuka skor dengan tendangan keras dari sisi kiri gawang Madrid.
Striker yang dikaitkan dengan kepindahan ke Paris Saint-Germain itu melakukannya di menit ke-15 seusai menerima asis Pedri.
Real Madrid mendapat kans emas untuk menyamakan skor melalui tendangan penalti.
Baca Juga: Nasib Ngenes Eks Rival Manchester United, Siap-siap Dibuang Barcelona
Penalti dihadiahi wasit Allen Chapman dari AS setelah melihat Jude Bellingham terjatuh didorong pemain Barca saat menyundul bola ke gawang Marc-Andre ter Stegen.
Sayangnya, Vinicius Junior yang dipercaya menjadi eksekutor penalti itu gagal.
Tendangan striker asal Brasil itu membentur mistar gawang.
Barca justru berhasil menambah gol melalui tendangan k eras gelandang muda berusia 20 tahun, Fermin Lopez Martin, dari luar kotak penalti menit ke-85 berkat asis Sergi Roberto.
Ferran Torres mencetak gol ketiga di menit ke-90+1, kali ini Fermin yang memberi asis.
Pertandingan akbar dua klub raksasa dunia itu menjadi tontonan langka bagi para penggemar sepak bola di Negeri Paman Sam tersebut.
Sebanyak 82.000 penonton memenuhi Stadion AT&T untuk menyaksikan sebuah laga yang tak pernah mereka bayangkan terjadi sangat dekat di negeri sendiri.
Baca Juga: 8 Jadwal Man United sebelum Mulai Liga Inggris 2023-2024, Ada Arsenal dan Real Madrid
"Sudah sangat lama saya merencanakan pergi ke Spanyol untuk menonton pertandingan ini. Kini terjadi di negeri saya. Gila, saya sangat senang," ucap fan Barcelona Mauricio Quintalla, sebagaimana dikutip dari NBC DFW.
Apa saja yang menarik dari El Clasico di Amerika Serikat itu?
Dirangkum dari Managing Madrid, inilah tiga fakta menariknya:
1. Usia Rata-rata Starting XI: 25,7 Tahun
Ketika line-up Carlo Ancelotti dipublikasikan, banyak Madridista terkejut karena tak melihat pemain berpengalaman seperti Toni Kroos dan Luka Modric.
Sebaliknya, lini tengah Real Madrid memiliki usia rata-rata 22 tahun, dengan Fede Valverde yang berumur 25 tahun menjadi pemain tertua di depan empat bek.
Efek dari banyaknya pemain muda dan kurang pengalaman itu mungkin terlihat ketika Vinicius (23 tahun) mengeksekusi tendangan penalti yang membentur mistar gawang menit ke-20.
Itu adalah penalti karier pertamanya, yang menggantikan Karim Benzema sebagai eksekutor setelah kepergiannya ke Al-Ittihad di Liga Arab Saudi.
Pemain Brasil itu memang terlihat sangat bagus dalam sesi latihan di AS, tetapi ini adalah upaya pertamanya di pertandingan nyata.
Baca Juga: Respons Menarik Eks Kompatriot Lionel Messi soal Kylian Mbappe ke Real Madrid
Di lini pertahanan tak ada kekurangan, di mana hanya Eder Militao yang masuk di bawah usia rata-rata.
Faktanya, ketiga dari pemain berusia di atas 30 tahun, Thibaut Courtois, David Alaba, dan Dani Carvajal, berada di lima benteng terakhir.
Pada usia 28, Ferland Mendy adalah satu-satunya pemain di lapangan pada usia "puncak".
Pergantian pemain menunjukkan bahwa masih ada banyak harapan pada Kroos dan Modric, yang masuk menit ke-58 dan bermain lebih dari setengah jam.
Perubahan itu membuat usia rata-rata formasi berlian lini tengah dari 22 menjadi 28,3 tahun.
Secara khusus, Kroos menonjol, mencatatkan dua operan kunci selama penampilan cameonya.
Kontras dengan Madrid, Xavi Hernandez menurunkan susunan pemain Barca dengan usia rata-rata 27,3 tahun.
Pertarungan darah muda itu menambah intensitas sekitar 60 menit pertama, para veteran Barcelona seperti Ilkay Guendogan dan Robert Lewandowski relatif tak menonjol.
2. Madrid 29 Tembakan, Barca 12
Skor pertandingan ini benar-benar tak mencerminkan peluang dan dominasi permainan yang dinikmati oleh Real Madrid.
Madrid melakukan tembakan ke gawang lebih dua kali lipat dari Barca, yaitu 29 berbanding 12, tapi gagal berbuah gol.
Fakta itu merupakan peringatan penting bagi Real Madrid tentang masa depan pasca-Benzema.
Peluang yang diraih Madrid umumnya berkualitas baik, dengan 16 di dalam kotak dibandingkan dengan hanya tujuh untuk Barca, tapi mereka tak mampu mengonversinya jadi gol.
Dari 29 percobaan (shot), hanya lima yang tepat sasaran dan memaksa Ter Stegen beraksi, empat lagi membentur tiang gawang.
Akurasi tembakan Madrid 17,2 persen dibandingkan dengan 58,3 persen dari klub Catalan itu menegaskan perbedaannya.
Baca Juga: Gara-gara Kylian Mbappe, Erling Haaland Dikabarkan Bisa Gabung Barcelona
Secara teritorial, Real Madrid juga mendominasi.
Sebanyak 35 persen permainan dimainkan di sepertiga pertahanan Barcelona, dibandingkan dengan 21 persen di Real Madrid.
Semua bahan seolah sudah tersedia untuk skuad Ancelotti, tapi resepnya ternyata tak cukup berhasil.
Ancelotti sampai geleng-geleng kepala menyaksikan sederet benturan ke tiang gawang lawan.
"Sangat aneh sampai membentur tiang lima kali dalam satu pertandingan. Saya tak pernah berpikir itu terjadi pada saya. Untungnya ini terjadi di pramusim," ujar Ancelotti.
3. Rasio Kemenangan Madrid di El Clasico 14,2 Persen
Ini adalah El Clasico kelima di luar Spanyol, Barcelona memenangi tiga di antaranya.
Kemenangan terakhir Madrid datang setelah perpanjangan waktu di Piala Super pada Januari 2022, ketika Fede Valverde mencetak gol ketiga untuk menjadikannya 3-2 dalam 30 menit tambahan.
Dengan demikian, penantian Real Madrid untuk mengalahkan Barcelona di luar Spanyol dalam 90 menit akan melampaui 41 tahun.
Terakhir kali adalah 30 Mei 1982, ketika Vicente del Bosque mencetak satu-satunya gol dalam kemenangan 1-0 di Barquisimeto, Venezuela.
Para Madridista di Texas, yang berharap untuk menyaksikan sejarah melihat Real Madrid mengalahkan Barcelona di wilayah AS untuk pertama kalinya, akhirnya kecewa karena Madrid bertahan tanpa pernah mengumpulkan kemenangan melawan lawan Catalan dalam tiga pertandingan persahabatan sejak 2017.
Baca Juga: Terkuak Dua Dalang yang Membisiki Arda Guler Pilih Real Madrid ketimbang Barcelona
Ini juga merupakan pertemuan ke-42 dalam pertandingan eksibisi.
Catatan Real Madrid dalam pertandingan itu sangat buruk, karena hanya menang enam kali, kalah 24, dan imbang 12.
Itu berarti rasio kemenangan untuk Madrid hanya 14,2 persen.
Perhatian kini akan beralih ke El Clasico kompetitif pertama musim ini, saat Real Madrid bertandang ke Montjuic pada akhir Oktober 2023 di La Liga.
Saat itulah Ancelotti akan benar-benar bersiap, dan dia mungkin berharap mendapatkan tambahan transfer lainnya untuk membantu tim menghindari banyak peluang terbuang di depan gawang.
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | Juara.net |
Komentar