JUARA.NET - Pembalap legendaris Formula 1, Ayrton Senna, tewas setelah mengalami kecelakaan di GP San Marino pada sejarah hari ini 30 tahun yang lalu.
Senna aktif membalap di F1 pada selang 1984-1994.
Membalap 161 kali, pilot F1 asal Brasil ini menang 41 kali, finis podium 80 kali, dan mengukir pole position 65 kali.
Pembalap kelahiran 21 Maret 1960 itu menjadi juara dunia F1 pada 1988, 1990, dan 1991 bersama tim Honda Marlboro McLaren.
Pada musim 1994, Ayrton Senna yang membela Rothmans Williams Renault gagal finis dalam dua balapan pertama di GP Brasil dan GP Pacific.
Senna menegaskan bahwa musimnya akan dimulai pada seri ketiga di GP San Marino.
Akan tetapi, tidak ada yang menyangka hidup Senna akan berakhir pada balapan tersebut.
Balapan yang keseluruhan sesinya berlangsung pada 28 April hingga 1 Mei 1994 itu digelar di Sirkuit Imola.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Lawan Idaman Khabib Jadi Jagoan Paling Sakti di Kelas Welter UFC
Sejak sesi kualifikasi, GP San Marino memang seperti menjadi balapan terkutuk.
Pada kualifikasi, rekan setim Senna, Rubens Barrichello, mengalami kecelakaan yang menyebabkannya menderita patah hidung dan lengan sehingga absen dari balapan.
Di sesi kualifikasi hari Sabtu, kecelakaan juga menimpa pembalap MTV Simtek Ford, Roland Ratzenberger.
Mobilnya menghantam tembok beton dalam kecepatan lebih dari 300 km/jam, Ratzenberger tewas.
Ayrton Senna sudah galau menyusul insiden tragis itu tetapi dia tetap tampil membalap dengan dirinya mengambil pole position.
Balapan GP San Marino 1994 digelar pada sejarah hari ini, 1 Mei 1994.
Lomba baru dimulai, insiden kembali terjadi.
Mobil Benetton yang dikendarai JJ Lehto mogok dan ditabrak dari belakang oleh pembalap Lotus, Pedro Lamy.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Singa Muda Anthony Joshua Tamatkan Karier Wladimir Klitschko
Serpihan dari kecelakaan itu mencederai sejumlah penonton.
Safety car masuk tetapi tidak melaju cukup cepat sehingga temperatur ban para pembalap menurun.
Senna bahkan sempat mengiringi safety car dan memintanya untuk melaju lebih cepat.
Balapan akhirnya dimulai lagi pada lap 6 di mana Senna dengan cepat mengambil posisi pemimpin lomba.
Di lap 7 saat memasuki tikungan Tamburello, mobil Senna keluar dari trayek dengan kecepatan 307 km/jam.
Senna mencoba mengerem tetapi mobilnya kemudian menghantam tembok beton dalam kecepatan 211 km/jam.
Roda kanan dan suspensi mobil melayang ke kokpit dan menghantam sisi kanan helm Senna.
Bendera merah dikibarkan menyusul kecelakaan tersebut.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Tolak Berperang kecuali Atas Nama Allah, Semua Sabuk Juara Muhammad Ali Dicopot
Perlu beberapa menit sampai tubuh Ayrton Senna bisa dikeluarkan dari mobil oleh tim medis.
Saat diberi perawatan darurat di pinggir mobil, Senna sudah kehilangan sekitar 90% darahnya karena arteri di kepalanya robek.
Sejumlah pecahan mobil menembus helm Senna dan melukai kepala sang legenda F1.
Senna dilarikan ke Rumah Sakit Maggiore di Bologna tetapi tidak bisa diselamatkan.
Pada petang harinya, Senna dinyatakan meninggal dunia.
Dalam sisa mobilnya, ditemukan bendera Austria.
Senna kelihatannya ingin mengibarkan bendera itu sebagai penghormatan kepada Ratzenberger jika dia menang.
Tragedi di GP San Marino membawa perubahan besar terhadap F1.
Bukan cuma regulasi yang diubah untuk lebih menjamin keamanan bagi pembalap, desain sejumlah sirkuit juga diubah.
Sirkuit Imola sendiri mengalami perubahan terutama di tikungan Tamburello.
Tadinya merupakan tikungan cepat, chicane ditambahkan untuk mengurangi kecepatan mobil saat melintas.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Juara.net |
Komentar