Ketika itu. api Olimpiade dari obor dipindahkan ke sebuah panah yang kemudian ditembakkan ke arah kauldron.
Adalah atlet panahan Paralimpik asal Spanyol, Antonio Rebollo, yang menembakkan panah api tersebut untuk menyalakan kauldron.
Kauldron memang sudah mengeluarkan gas sehingga Rebollo tidak perlu benar-benar mendaratkan anak panah tepat di mulut kawah.
Begitu panah yang dilesatkannya sekadar melewati permukaan kauldron, api pun bisa menyala dengan sukses.
Kendati demikian, tetap tidak mudah menembakkan anak panah berapi ke arah kauldron yang berjarak sekitar 70 meter dan memiliki tinggi 27 meter.
Maka dari itu, pemilihan Rebollo dilakukan melalui proses yang panjang.
Awalnya ada sekitar 200 atlet panah yang dipilih sebagai kandidat.
Mereka berlatih dalam waktu yang lama dengan mesin angin untuk menyimulasikan kondisi sebenarnya.
Rebollo termasuk di antara 4 finalis dan namanya baru dipilih sekitar 2 jam sebelum upacara pembukaan Olimpiade 1992 dimulai.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Elpais.com |
Komentar