Baca Juga: Klasemen Medali Olimpiade Paris 2024 - Filipina Tambah Emas, Indonesia Melorot tapi Jangan Lemas
Kunlavut, yang menjadi unggulan kedelapan, jauh di bawah Axelsen sebagai unggulan kedua, mengungkapkan pemain Denmark itu "sangat sulit untuk dilawan".
"Semua yang dia lakukan sangat bagus, tetapi bagi saya tidak apa-apa," kata pemain berusia 23 tahun itu.
"Ini pertama kalinya saya di Olimpiade dan saya mencapai final, jadi saya sangat senang," imbuhnya.
Dalam final tunggal putra kemarin, Kunlavut sebenarnya membuat awal yang baik, tetapi Axelsen segera menyesuaikan ritmenya dan membangun keunggulan di game pertama.
Dia menutupnya dalam 24 menit, mengangkat tangannya meminta maaf setelah memenangi pertandingan dengan smes yang membentur net.
Axelsen kembali tak terhentikan pada game kedua, melepaskan seluruh kekuatan tubuhnya yang berukuran 1,94 meter untuk menghasilkan pukulan smes.
Setelah meraih gelar tunggal putra, dia mengambil bendera Denmark dan mengitari arena.
"Sejujurnya saya bahkan tidak tahu bagaimana saya ingin merayakan kemenangan karena saya begitu fokus untuk menang," ungkap Axelsen.
"Saya sangat fokus untuk tetap tenang dan memainkan pukulan yang tepat."
Sebelum final Axelsen versus Kunlavut itu, Lee Zii Jia dari Malaysia meraih perunggu setelah mengalahkan Lakshya Sen dari India 13-21 21-16 21-11.
Keberhasilan Zii Jia itu merupakan perunggu kedua bagi Malaysia setelah persembahan ganda putra Aaron Chia/Soj Wooi Yik.
Di cabang olahraga bulu tangkis ini, China menduduki puncak perolehan medali untuk Olimpiade ketujuh berturut-turut dengan 2 emas dari ganda campuran dan ganda putri.
Taiwan menjuarai ganda putra lewat Lee Yang/Wang Chi-lin.
An Se-young dari Korea Selatan meraih emas di tunggal putri.
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | AFP.com |
Komentar