JUARA.NET - Pada sejarah hari ini 49 tahun yang lalu, legenda tinju kelas berat Muhammad Ali mendapatkan sebuah laga mudah segera setelah menjalani duel yang diakuinya membuat dia paling dekat merasakan hampir mati.
Ali pernah menjalani pertarungan sangat berat yang bertajuk Thrilla in Manila pada 1975.
Beradu untuk ketiga kalinya melawan Joe Frazier di Manila, Si Mulut Besar menang tetapi tidak tanpa menderita.
Berlaga sampai 15 ronde, Ali nyaris tidak bisa berdiri lagi.
The Greatest menyebut pertarungan itu sebagai momen di mana dia paling dekat merasakan kematian.
Ali bahkan sempat mempertimbangkan pensiun usai Thrilla in Manila.
"Tangan, wajah, tubuh saya, semuanya sakit. Saya sangat capek," katanya ketika itu.
Ketika ditanya belakangan apakah dia menyaksikan rekaman pertarungan itu, Muhammad Ali menjawab: "Mengapa saya mau kembali dan menyaksikan Neraka?"
Karenanya, usai duel ketiga melawan Frazier itu, Ali menginginkan laga yang mudah untuk duel berikutnya.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Ngambek di Awal Musim, Harry Kane Habisi Rekor Tak Terkalahkan Klub Pengincarnya
Pihak promotor langsung mencari stok petarung di Eropa, yang levelnya ketika itu dianggap di bawah petinju Amerika Serikat.
Dengan cepat, petinju asal Belgia, Jean-Pierre Coopman, ditunjuk menjadi lawan Ali berikutnya.
Sebelumnya tidak terkenal di luar Belgia, Coopman langsung mencapai level popularitas yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Coopman menganggap Ali sebagai pahlawannya dan dia sangat bersyukur mendapatkan pertarungan itu.
Duel Ali vs Coopman terjadi pada sejarah hari ini, 20 Februari 1976 di San Juan, Puerto Rico.
The Greatest masuk ke pertarungan dengan rekor 49-2 dan dia berstatus juara dunia sejati dengan memegang sabuk WBA, WBC, dan The Ring.
Sementara Coopman memiliki catatan 24-3 tanpa embel-embel gelar maupun status peringkat penantang.
Sebelum hari pertarungan, Ali sempat mengalami sakit flu yang cukup berat.
Dia bahkan masih batuk-batuk ketika melakoni laga.
Tetapi, sesuai prediksi, Coopman hanya menjadi samsak hidup bagi Ali.
Di 4 ronde pertama, Ali memasukkan banyak pukulan kendati praktis tidak banyak menari-nari seperti biasa.
Baru di ronde 5, Ali bergerak dengan lincah sehingga semakin membingungkan Coopman.
Kombinasi pukulan yang diakhiri sebuah uppercut dari Muhammad Ali akhirnya merobohkan Jean-Pierre Coopman.
Sang penantang tidak bisa menjawab hitungan wasit.
Ali bahkan ikut memapah petinju berjulukan The Lion of Flanders itu kembali ke sudutnya.
"Tidak ada yang perlu dibanggakan. Dia bukan petinju yang bagus," tukas Ali usai pertarungan soal lawannya.
Statistik pukulan menjelaskan dominasi yang dilakukan Muhammad Ali.
Dia mendaratkan 122 dari 291 pukulan dengan akurasi 41,9%.
Coopman hanya memasukkan 33 pukulan dari 197 percobaan dengan cuma 16,8% pukulannya yag tepat ke sasaran.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BoxRec.com |
Komentar