Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Dekadensi Real Madrid Ternyata Lebih Serius dari Perkiraan Awal

By Senin, 10 Oktober 2016 | 13:06 WIB
Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, meninggalkan konferensi pers di Dortmund, Jerman, 26 September 2016, jelang laga Grup F Liga Champions kontra Borussia Dortmund di Signal Iduna Park. (PATRIK STOLLARZ/AFP)

Opini Valdano juga mengeni sasaran. Ketika Casemiro absen, Madrid tak memiliki pemain yang bisa mengatur ritme permainan yang juga bisa memutus alur serangan lawan.

Akibatnya, Toni Kroos, yang seharusnya bisa lebih berpikir ofensif, membuka ruang, dan mengirim umpan terukur, harus mundur jauh ke belakang.


Pemain Real Madrid, Casemiro, melepas tackle pada laga kontra Real Sociedad di partai La Liga di Stadion Anoeta, San Sebastian, pada 21 Agustus 2016.(JUAN MANUEL SERRANO ARCE/GETTY IMAGES)

Modric, yang sempat main tanpa Casemiro, sebelum terlilit cedera terpisah, pun harus kehilangan abilitasnya untuk mendikte lawan.

Dengan fokus terbelah untuk membantu menyeimbangkan pertahanan, Modric tak bisa menarik dan mengacaukan konsentrasi bek-bek lawan secara leluasa.

Bak efek bola salju, pengaruhnya ternyata menyebar ke paceklik gol trio BBC. Dalam tiga skor imbang di La Liga dan satu di Liga Champions ini, trisula tertajam dalam sejarah klub itu hanya bisa menyumbang masing-masing satu gol.

Karim Benzema melakukannya pada partai melawan Las Palmas, Cristiano Ronaldo ketika menghadapi Dortmund, dan Gareth Bale saat bersua Eibar.

Zidane menjanjikan perubahan nasib saat Madrid melanjutkan kompetisi melawan Real Betis (15/10/2016). Akan tetapi, faktanya Casemiro dan Modric belum bisa merumput di laga tersebut.

Casemiro masih harus menjalani terapi hingga maksimal dua pekan ke depan, sedangkan Modric masih absen untuk tiga hingga lima pekan setelah terbaring di meja operasi.

Tanpa dua pemain ini, perubahan nasib yang disuarakan Zizou tampak masih harus ditunda.