Hari ke hari Ahang lalui dengan mencuri waktu di lapangan Flying Wheel. Sampai pada satu ketika, saat menginjak usia 18 tahun, ia dipanggil untuk membela Sulsel di Kejuaraan Nasional 1988 di Semarang.
"Ia berangkat dengan tekad tinggi dan pulang dengan membawa trofi sebagai pencetak poin terbanyak. Ahang membuktikan pada keluarganya bahwa dia memiliki bakat sebagai atlet," ujar Yu Ling.
Trofi itu tentu membuat semua orang kaget. Tak ada yang menyangka "anak layangan" itu bisa bermain basket.
Kisah manis di atas masih diingat Yu Ling jika ia memandangi trofi itu. Hingga saat ini, trofi tersebut memang masih ia simpan.
"Saya mengoleksi semua tentang Ahang, mulai dari kliping koran, tanda pengenal pemain basket, sampai trofi pertamanya. Koleksi ini akan jadi hadiah hari ulang tahun Ahang," ujarnya.
Ya, Ahang akan berulang tahun yang ke-47 pada 24 Desember.
Diusir Banjar Utama
Selama tampil di Kejurnas Semarang 1988, Ahang berhasil mencuri perhatian Presiden Komisioner PT Daya Sakti Timber Group, Budhi Surya.
Perusahaan kayu pemilik tim basket Banjar Utama itu kepincut dengan kelincahan Ahang di lapangan.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | TABLOID BOLA NO. 2.824 |
Komentar